Salah satu produk investasi yang kini tengah naik daun dan banyak dibicarakan orang adalah Cryptocurrency atau kripto. Karena kemudahannya serta menjanjikan return yang tinggi, masyarakat kini banyak yang beralih dari produk investasi konvensional seperti saham menuju crypto investment platform.

Cryptocurrency atau yang sering kita sebut kripto adalah mata uang digital yang menggunakan sistem kriptografi atau yang sering juga dikenal blockchain sebagai sistem yang menjaga keamanan dari mata uang digital tersebut.

Belakangan, kripto menarik perhatian masyarakat karena disebut-sebut bisa memberikan return yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat.

Lalu, apa sebenarnya Cryptocurrency? Apa saja jenisnya? Kenapa orang banyak yang suka sama produk investasi ini? Semua pertanyaan di atas bakal MinLand jawab dengan komplit di bawah ini. Simak terus

Jenis Cryptocurrency dengan Market Cap Paling Besar

Mungkin sebagian besar dari kamu sudah kenal dengan Bitcoin. Ya, mata uang virtual yang kini tengah populer ini adalah salah satu dari ribuan jenis Cryptocurrency yang beredar di masyarakat..

Dilansir dari nerdwallet, ada lebih dari 2.200 jenis Cryptocurrency yang saat ini bisa kamu beli. Jumlah yang besar ini tentu karena besarnya animo masyarakat terhadap mata uang tersebut.

1. Bitcoin (BTC)

Bitcoin merupakan salah satu jenis Cryptocurrency paling tua dan paling populer saat ini. Bahkan, banyak orang yang mengenal terlebih dahulu nama Bitcoin sebelum crypto itu sendiri. Mata uang digital ini pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009.

Sejak kemunculan pertamanya, Bitcoin banyak disukai orang karena kemudahannya ditukar dengan mata uang fiat seperti Rupiah dan Dollar. Tak hanya itu, biaya transaksi yang ditawarkan juga tergolong rendah serta banyak e-commerce yang menerima mata uang ini sebagai alat tukar ekonomi.

2. Litecoin (LTC)

Selain Bitcoin, jenis yang satu ini juga jadi yang banyak dibicarakan masyarakat. Gak tanggung-tanggung, ada sekitar 84 juta lebih LTC yang kini sudah beredar di pasar virtual. Hal ini membuktikan jika masyarakat puas dengan performa yang ditawarkan Litecoin.

Diperkenalkan sejak tahun 2011 oleh Charlie Lee, Litecoin sebenarnya merupakan turunan dari Bitcoin Core QT. Artinya, mata uang ini adalah versi ‘penyempurnaan’ dari Bitcoin. Ada beberapa perbedaan dari Litecoin, yakni harganya yang lebih murah, cepat, dan praktis.

3. Ethereum

Pada tahun 2013, seorang developer berusia 19 tahun asal Rusia bernama Vitalik Buterin mulai membuat Ethereum. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2015, Ethereum resmi melantai di pasar virtual sebagai mata uang digital.

Ethereum banyak digemari oleh masyarakat karena pencairannya yang tergolong mudah dan cepat. Selain itu, Ethereum juga punyai fitur unggulan bernama Smart Contract. Fitur ini merupakan sebuah kesepakatan yang melindungi penjual dan pembeli. Karena fitur inilah Ethereum menjadi lebih fleksibel dan bisa digunakan di luar fungsinya sebagai mata uang Crypto.

Tips Berinvestasi dengan Crypto

Selain sebagai alat transaksi, investasi crypto juga banyak digemari oleh masyarakat sebagai investasi. Kemudahan dalam bertransaksi serta menjanjikan return yang tinggi membuat para investor terutama millenials dan gen Z yang banyak kepincut mata uang digital ini.

Pamor Crypto sebagai alternatif investasi semakin mencuat sejak pandemi 2021 berlangsung. Seperti alat investasi lainnya, tentu kamu perlu tahu seluk-beluk tentang Cryptocurrency. Jangan sampai niat kamu berinvestasi hanya untuk mengikuti trend saja.

Berikut ini MinLand sajikan beberapa tips sebelum berinvestasi menggunakan Crypto.

1. Jangan Panik Saat Turun

Perlu dipahami jika Cryptocurrency merupakan alat investasi high risk high return yang punya fluktuasi tinggi. Jangan panik saat uang yang kamu miliki tiba-tiba turun. Tunggu momen yang tepat untuk mengambil keputusan. Hal ini karena yang yang mengalami penurunan adalah nilainya, bukan jumlah koin yang kamu miliki.

2. Hold Untuk Jangka Panjang

Sebagian orang berinvestasi dengan Crypto untuk jangka pendek. Hal ini wajar, mengingat aset virtual ini berfluktuasi dengan cepat. Jika kamu perhatikan, sebenarnya Cryptocurrency punya potensi dalam jangka panjang. Apalagi dengan biaya transaksi yang relatif tinggi, menahannya dengan sabar adalah sebuah keputusan yang wajar.

3. Lakukan Diversifikasi

Seperti alat investasi lainnya, penting buat kamu untuk melakukan diversifikasi. Jangan hanya fokus di Bitcoin saja, cari mata uang digital lain yang punya potensi untuk investasi. Setidaknya kamu punya alternatif jika salah satu dari koin kamu mengalami kerugian.

Similar Posts