Langkah agresif Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat untuk membatasi ekspansi teknologi China, ternyata memunculkan efek yang tidak terduga. Alih-alih memperlemah, kebijakan tersebut justru mendorong China untuk mempercepat pengembangan industri semikonduktor domestik. Kini, para analis memprediksi China akan mendominasi pasar chip global dalam waktu dekat, bahkan melampaui Amerika Serikat.
Perang dagang yang dimulai pada 2018 lalu memang fokus pada sektor strategis, salah satunya teknologi chip. Trump melarang perusahaan-perusahaan AS untuk memasok teknologi penting kepada perusahaan China seperti Huawei. Namun, kebijakan itu justru mendorong China untuk berdikari dalam industri ini.
China Gerak Cepat Bangun Kemandirian Teknologi
Setelah diberi “alarm” oleh sanksi AS, China langsung bergerak cepat. Pemerintahnya menggelontorkan miliaran dolar dalam bentuk subsidi, insentif pajak, dan dukungan R&D untuk membangun industri chip lokal.
Perusahaan seperti SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation), yang sebelumnya dianggap tertinggal jauh dari TSMC dan Intel, kini menunjukkan pertumbuhan signifikan. Selain itu, perusahaan teknologi besar seperti Huawei juga ikut turun tangan dengan mengembangkan chip-nya sendiri, termasuk melalui divisi chip bernama HiSilicon.
Sebagai hasilnya, China berhasil meningkatkan produksi chip lokal hingga puluhan persen dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, beberapa chip buatan dalam negeri kini sudah digunakan di perangkat 5G, kecerdasan buatan, hingga mobil listrik.
AS Hadapi Tantangan dalam Negeri
Sementara itu, AS sendiri menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dominasinya. Meskipun masih unggul dari sisi desain dan teknologi mutakhir, ketergantungan pada manufaktur luar negeri (terutama TSMC di Taiwan) menjadi kelemahan.
Untuk menanggapi ancaman ini, pemerintahan Joe Biden mengesahkan CHIPS Act, sebuah inisiatif senilai lebih dari USD 50 miliar untuk memperkuat produksi chip dalam negeri. Namun, implementasinya masih lambat dan hasilnya belum terlihat secara masif.
Di sisi lain, China terus menambah kapasitas produksi dan memperluas pengaruhnya di pasar negara berkembang.
Prediksi: China Bisa Unggul Sebelum 2030
Berdasarkan laporan dari beberapa lembaga riset teknologi global, China diprediksi akan menguasai lebih dari 40% pasar chip dunia sebelum tahun 2030. Bahkan, jika tren saat ini terus berlanjut, dominasi China bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Hal ini tentu mengubah peta kekuatan teknologi global. Dari yang semula didominasi oleh Silicon Valley dan korporasi besar AS, kini beralih ke kawasan Asia, dengan China sebagai pemain utama.
Kesimpulan: Strategi Trump Jadi Boomerang?
Ironisnya, upaya Donald Trump untuk melemahkan China justru memberi dorongan besar bagi negara tersebut untuk membangun kekuatan sendiri. Dalam dunia teknologi yang sangat kompetitif, ketergantungan bisa menjadi kelemahan. Kini, dengan investasi besar dan strategi jangka panjang, China tak hanya bangkit—tetapi siap memimpin.