cybermap.co.id – Lembur mungkin sudah menjadi bagian dari rutinitas banyak pekerja modern. Meski terlihat sebagai bentuk dedikasi, sering lembur ternyata bisa berdampak pada struktur otak manusia. Pertanyaannya, apakah dampaknya baik atau justru buruk?
Beberapa studi menunjukkan bahwa bekerja melebihi 8–9 jam per hari secara terus-menerus dapat memengaruhi fungsi kognitif. Otak yang dipaksa bekerja tanpa cukup istirahat akan mengalami kelelahan mental, yang bisa mengurangi konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mengambil keputusan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan lembur dapat mengubah struktur otak, terutama di area prefrontal cortex yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pengendalian emosi. Perubahan ini sering kali bersifat negatif, seperti meningkatnya risiko stres kronis, gangguan tidur, hingga depresi.
Namun, tidak semua dampaknya selalu buruk. Jika dilakukan sesekali dan disertai dengan manajemen stres yang baik, lembur bisa melatih daya tahan mental dan ketahanan kerja. Kuncinya ada pada keseimbangan antara beban kerja dan waktu istirahat yang cukup.
Para ahli menyarankan untuk tidak menjadikan lembur sebagai kebiasaan. Istirahat yang cukup, tidur teratur, dan waktu untuk relaksasi sangat penting bagi kesehatan otak. Bekerja terlalu keras tanpa waktu pemulihan justru menurunkan produktivitas dalam jangka panjang.
Jadi, meskipun sesekali lembur tidak berbahaya, penting untuk tetap memperhatikan kesehatan otak dan mental. Otak yang sehat akan menunjang performa kerja yang optimal dan kehidupan yang lebih seimbang.













