cybermap.co.id – Keputusan terbaru Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) untuk mempertahankan suku bunga tinggi membuat harga emas dunia terpukul. Hal ini berdampak langsung terhadap harga emas batangan, termasuk emas keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yang mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir.
Banyak investor ritel yang sebelumnya membeli emas Antam sebagai lindung nilai (hedging) kini justru mengalami kerugian. Mereka membeli di harga tinggi saat tren bullish emas menguat karena ketidakpastian ekonomi global. Namun, keputusan The Fed yang hawkish—dengan indikasi akan menahan suku bunga lebih lama—membuat dolar AS menguat dan menekan harga komoditas termasuk emas.
Pada perdagangan pekan ini, harga emas Antam turun hingga ratusan ribu rupiah per gram dibandingkan posisi tertingginya beberapa waktu lalu. Investor yang membeli di level puncak kini harus “gigit jari”, karena nilai investasinya tergerus. Tak sedikit yang mulai melepas kepemilikan emasnya dengan harga di bawah harga beli, meski sadar itu berarti merealisasikan kerugian.
Pengamat pasar menilai kondisi ini mencerminkan risiko dari strategi investasi yang hanya mengandalkan sentimen jangka pendek.
Meski begitu, bagi investor jangka panjang, koreksi harga ini bisa menjadi peluang akumulasi. Asalkan tetap memperhatikan manajemen risiko dan horizon investasi, fluktuasi harga bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset.