cybermap.co.id – Menjelang libur panjang akhir pekan, harapan pasar untuk melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pupus sudah. Alih-alih menguat, IHSG justru ditutup melemah akibat tekanan dari sejumlah saham berkapitalisasi besar (big cap) yang mendominasi pergerakan indeks .
Meski sempat dibuka menguat tipis, IHSG akhirnya ditutup turun di tengah sentimen pasar yang cenderung hati-hati. Kinerja lima saham raksasa tercatat memberikan kontribusi negatif terbesar terhadap pelemahan indeks hari ini. Berikut ini daftar lima saham big cap yang menjadi biang keladi koreksi IHSG:
1. TLKM – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
Saham Telkom Indonesia melemah cukup tajam setelah pelaku pasar merespons negatif laporan kinerja keuangan kuartal I/2025. Meskipun pendapatan naik secara tahunan (YoY), penurunan margin laba bersih membuat investor khawatir terhadap efisiensi operasional perseroan ke depan.
2. BBCA – PT Bank Central Asia Tbk
Saham perbankan terbesar di Indonesia ini turut menyeret IHSG setelah investor melakukan aksi ambil untung (profit taking). Selain itu, kekhawatiran terhadap potensi perlambatan kredit dan peningkatan biaya dana membuat sektor keuangan terlihat kurang menarik dalam jangka pendek.
3. ADRO – PT Adaro Energy Indonesia Tbk
Harga saham Adaro Energy juga ikut terkoreksi, seiring tekanan harga batubara global yang mulai melemah. Penurunan permintaan dari China dan India, ditambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global, menjadi sentimen negatif bagi sektor energi.
4. UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk
Saham emiten konsumer ini kembali turun setelah laporan penjualan kuartalan menunjukkan stagnasi. Di tengah inflasi yang masih cukup tinggi, daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, memengaruhi performa perusahaan barang konsumsi seperti UNVR.
5. JSMR – PT Jasa Marga (Persero) Tbk
Meskipun tengah menghadapi lonjakan lalu lintas jelang musim mudik Lebaran, saham Jasa Marga justru melemah. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap beban utang dan kebutuhan pendanaan untuk proyek jalan tol baru yang terus meningkat.
Sentimen Eksternal Masih Membayangi
Di luar faktor domestik, pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, termasuk ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) dan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Kondisi ini membuat investor cenderung wait and see, terutama menjelang libur panjang.
Penutup
Meski IHSG terkoreksi, analis menilai pelemahan ini bersifat sementara. Koreksi saham-saham big cap bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor jangka panjang, terutama jika fundamental perusahaan tetap solid. Pasar diharapkan kembali aktif pekan depan dengan sentimen baru dari data ekonomi dalam negeri dan global.