Korea Utara bukan destinasi wisata yang umum, apalagi bagi tokoh publik. Namun, Inayah Wahid, putri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pernah mencicipi langsung atmosfer salah satu negara paling tertutup di dunia itu. Dalam sebuah kesempatan, ia mengungkapkan bahwa sekali berkunjung ke Korea Utara sudah lebih dari cukup.
Lalu, apa yang membuat pengalaman tersebut begitu membekas dan unik? Artikel ini akan membahas perjalanan Inayah Wahid ke Korea Utara dari berbagai sisi—dengan sudut pandang sosial, budaya, dan keamanan.
1. Latar Belakang Kunjungan ke Korea Utara
Perjalanan Inayah ke Korea Utara bukan sekadar jalan-jalan biasa. Ia pergi sebagai bagian dari delegasi internasional dalam agenda diplomatik dan kebudayaan, yang bertujuan membuka jalur komunikasi lintas negara melalui budaya dan dialog damai.
Meski dikenal sebagai sosok yang terbuka dan toleran, Inayah tak menutup mata terhadap keunikan dan kekakuan sistem yang ada di Korea Utara. Dalam berbagai wawancara, ia mengaku kagum sekaligus merasa janggal dengan pengalaman tersebut.
2. Suasana yang Terasa “Berbeda”
Setibanya di Korea Utara, Inayah langsung merasakan suasana yang sangat berbeda dari negara manapun yang pernah ia kunjungi. Menurutnya, interaksi masyarakat di sana sangat terbatas, penuh kontrol, dan minim spontanitas.
Ia juga menyebutkan bahwa seluruh aktivitas turis dikendalikan ketat oleh pemandu resmi pemerintah. “Setiap langkah terasa diawasi,” ungkap Inayah. Bahkan, memotret pun harus dengan izin, dan tidak semua tempat boleh direkam atau difoto.
3. Refleksi: Menghargai Kebebasan yang Dimiliki
Pengalaman tersebut membawa Inayah pada sebuah refleksi mendalam. Ia menyadari bahwa kebebasan berpikir, berbicara, dan bergerak yang selama ini kita nikmati di Indonesia adalah sesuatu yang sangat berharga.
Karena itu, menurutnya, cukup sekali saja ke Korea Utara. Bukan karena tidak menarik, tetapi karena pengalaman itu sudah sangat kaya dan membuka mata terhadap kondisi yang jauh berbeda dari demokrasi.
4. Reaksi Netizen dan Makna Dibalik Cerita
Pernyataan Inayah Wahid ini pun mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Banyak yang penasaran dengan detail pengalamannya, sementara yang lain mengapresiasi keberaniannya dalam berbagi kisah dari tempat yang sulit dijangkau.
Melalui ceritanya, Inayah tidak hanya membagikan pengalaman pribadi, tetapi juga menyampaikan pesan penting: nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia tak boleh dianggap remeh.
Kesimpulan: Pengalaman yang Mengubah Sudut Pandang
Perjalanan Inayah Wahid ke Korea Utara memang hanya sekali, tetapi kesannya seumur hidup. Dalam keterbatasan yang ia saksikan, terselip pelajaran besar tentang arti kebebasan dan kemanusiaan.
Bagi kita yang hidup di negara demokrasi, kisah ini menjadi pengingat bahwa keterbukaan dan keberagaman adalah harta yang harus dijaga. Karena kadang, baru ketika kita melihat dari luar, kita benar-benar menyadari betapa berharganya yang kita miliki.