Air adalah sumber kehidupan, bahkan para pakar kesehatan menyarankan untuk meminum air hingga 2 L atau setara dengan 8 gelas setiap hari. Hal ini bertujuan agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan metabolisme dalam tubuh berjalan dengan lancar.Banyak orang yang mengabaikan kriteria air bersih. Dalam kondisi darurat seperti banjir dan bencana alam lainnya tetap saja kebutuhan air bersih adalah prioritas utama. Meskipun begitu dalam kondisi tersebut orang tetap berupaya mencari air bersih agar aman dikonsumsi. Air bersih diartikan sebagai air yang digunakan dalam rumah tangga untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, buang hajat, mencuci baju, minum, dan memasak. Khusus untuk air minum, kualitasnya harus memenuhi syarat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 dan telah lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). [1]
Kelayakan air bersih juga dapat kita lihat secara kasat mata, sehingga kita tidak perlu repot-repot membawa air yang kita akan konsumsi ke laboratorium untuk uji kelayakan. Indikator secara fisik memang sangat mudah dilakukan, namun belum tentu menjadi acuan utama dalam menentukan air itu layak konsumsi atau tidak. Air bersih yang kita lihat secara fisik mungkin kita bisa kita gunakan untuk menyiram tanaman, mencuci mobil, bahkan mandi.[2]
Indikator Air Minum Bersih Secara Fisik
Kekeruhan dan warna, merupakan beberapa karakteristik fisik air
- Menurut Effendi (2007), kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Kekeruhan pada daerah perairan banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus. Tingginya nilai kekeruhan dapat menyebabkan sulitnya usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air
- Sedangkan menurut Slamet (2007), kekeruhan bisa disebabkan oleh lapukan batuan dan logam, tanaman atau hewan untuk yang bersifat organik. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangbiakan bakteri. Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi, sehingga pertumbuhannya akan menambah kekeruhan dalam air (Slamet, 2007).
Warna
- Menurut Effendi (2007), warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik (tanin, lignin, dan asam humus dari dekomposisi tumbuh-tumbuhan). Warna perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif seperti aluminium dan besi
- Sedangkan menurut Slamet (2007), air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Selain itu zat organik yang menyebabkan warna ini jika terkena klor dapat membentuk senyawa-senyawa kloroform yang beracun.
- Cara penghilangan warna tersebut menurut Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air, bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Depkes RI (1991), antara lain dengan cara: aerasi, adsorpsi dan oksidasi
Bau dan Rasa
- Menurut Slamet (2007), bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu. Air minum biasannya tidak memberi rasa/tawar, air yang tidak tawar menunjukkan kehadiran zat yang dapat membahayakan kesehatan.
- Sedangkan menurut Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air, bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Depkes RI (1991), bau dan rasa juga dapat disebabkan oleh gas terlarut, organisme yang hidup, organisme yang membusuk, limbah padat, limbah cair dan sisa klor. Cara penghilangan bau tersebut antara lain dengan cara: aerasi, adsorpsi dan oksidasi. [3]
Seperti penjabaran diatas, akan indikator air bersih secara fisik atau kasat mata, memang sangat mudah dilakukan tanpa perlu kita uji laboratorium. Namun hal ini tidak bisa menjadi hal utama dalam menentukan air bersih untuk konsumsi kita sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan cairan kita. Dan untuk apa kita repot-repot menentukan sendiri minuman tersebut layak konsumsi atau tidak. Kita tinggal ke warung atau minimarket sekitar kita, dan membeli air minum yang sudah terjamin kualitas dan kehigienisannya. Seperti AQUA yang sudah lebih dari 45 tahun hadir di Indonesia.
Sumber air AQUA berasal 17 sumber air pegunungan terpilih Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke. AQUA memilih sumber air pegunungan terbaik, dan mengambil air dari sumber air lapisan tanah dalam. AQUA juga merawat lingkungan sekitar untuk melindungi kelestarian sumber air, seperti penanaman lebih dari 2 juta pohon dan perlindungan 10 hektar tanah di sekitar sumber air, agar alam dapat terus mengalirkan kebaikan untuk kita. Kebaikan dari alam dibotolkan langsung di sumbernya, melalui cara yang intensif namun efektif dengan pengawasan secara real time untuk menjaga kualitas terbaik saat produksi dan pengemasan hingga kebaikannya sampai di tangan kita. Proses pengemasan AQUA juga sangat diperhatikan, AQUA memastikan proses pengisian air tidak tersentuh tangan manusia, sehingga kemurnian terjaga.
Setelah mengetahui ciri kualitas air minum yang baik, sekarang menerapkan gaya hidup sehat dengan cukup minum air sesuai kebutuhan tubuh pun semakin mudah dilakukan. Pilih AQUA. Kesegaran AQUA tetap terjaga di setiap tetes kemurniannya, terlindungi untuk melindungi Anda dan keluarga Anda. [4]
- https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3394465/kenali-ciri-ciri-air-minum-yang-layak-konsumsi
- https://www.farmasi.asia/kriteria-air-bersih-secara-fisik/
- http://www.indonesian-publichealth.com/syarat-fisik-dan-kimia-air-bersih/
- https://www.sehataqua.co.id/beberapa-faktor-memilih-air-minum-berkualitas/