Surabaya, kota besar yang dikenal dengan kemajuan infrastruktur dan ekonominya, kini menghadapi tantangan serius di bidang kesehatan anak. Belakangan ini, kasus diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 pada anak-anak menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Data dari dinas kesehatan menyebutkan bahwa jumlah kasus baru terus bertambah dari tahun ke tahun. Fenomena ini tentu menimbulkan keprihatinan, terutama karena diabetes pada usia dini dapat berdampak panjang terhadap kualitas hidup seseorang.
Penyebab Utama Peningkatan Kasus Diabetes Anak
Ada beberapa faktor utama yang diyakini berkontribusi terhadap peningkatan kasus diabetes pada anak di Surabaya. Pertama, gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi gula dan lemak mulai menjadi kebiasaan harian. Anak-anak semakin sering mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan instan yang rendah nutrisi.
Kedua, minimnya aktivitas fisik juga menjadi pemicu. Di tengah kemajuan teknologi, anak-anak lebih sering duduk di depan layar daripada bermain di luar. Kurangnya gerak tubuh menyebabkan penumpukan lemak dan berisiko mengganggu metabolisme glukosa.
Ketiga, faktor genetik pun tidak bisa diabaikan. Jika orang tua memiliki riwayat diabetes, maka risiko anak terkena penyakit serupa meningkat secara signifikan.
Tanda-Tanda Diabetes pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Agar tidak terlambat dalam penanganan, penting bagi orang tua untuk memahami gejala awal diabetes pada anak. Beberapa tanda yang umum meliputi:
- Sering buang air kecil, terutama di malam hari
- Rasa haus berlebihan
- Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas
- Rasa lelah terus-menerus
- Luka yang lama sembuh
Jika tanda-tanda tersebut muncul, sebaiknya orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Langkah Preventif yang Bisa Dilakukan
Mencegah diabetes pada anak sebenarnya bisa dimulai dari rumah. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh keluarga:
- Menerapkan pola makan sehat sejak dini, seperti membatasi konsumsi gula dan memperbanyak asupan buah serta sayur.
- Mengajak anak aktif bergerak, minimal 60 menit per hari, baik melalui olahraga ringan maupun permainan fisik.
- Mengurangi waktu screen time dan menggantinya dengan aktivitas yang melibatkan interaksi fisik atau sosial.
- Rutin memeriksa kesehatan, terutama bagi keluarga yang memiliki riwayat diabetes.
Dengan kebiasaan positif tersebut, risiko terkena diabetes bisa ditekan secara signifikan.
Peran Pemerintah dan Masyarakat Sangat Diperlukan
Selain keluarga, tentu saja dukungan dari pemerintah dan sekolah sangat diperlukan. Pemerintah Kota Surabaya sudah mulai menggencarkan program edukasi kesehatan di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Program ini mencakup pemahaman tentang pentingnya makanan sehat, olahraga, dan pemeriksaan rutin.
Tak hanya itu, komunitas-komunitas kesehatan juga diharapkan bisa aktif menyebarkan informasi dan mengadakan pemeriksaan gula darah gratis secara berkala di lingkungan tempat tinggal.
Kesimpulan: Saatnya Bertindak untuk Masa Depan Anak
Peningkatan kasus diabetes anak di Surabaya harus menjadi alarm bagi semua pihak. Jangan sampai generasi masa depan kita dibayangi oleh penyakit kronis yang sebetulnya bisa dicegah. Dengan edukasi, kesadaran, dan tindakan nyata, kita bisa melindungi anak-anak dari ancaman diabetes dan memberikan mereka masa depan yang lebih sehat.