cybermap.co.id – Pola makan anak Indonesia kembali menjadi sorotan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan keprihatinannya terhadap menu harian anak-anak yang cenderung tak seimbang. Ia mencontohkan kombinasi makanan yang umum ditemui: nasi, bakwan, mie, dan kerupuk. Meski mengenyangkan, menu tersebut nyaris tak mengandung sumber protein hewani maupun sayur-mayur.
“Mereka kenyang, tapi gizinya minim,” ujar Kepala BGN dalam sebuah seminar gizi pekan ini. Ia menekankan bahwa pola makan seperti ini bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak dalam jangka panjang, termasuk risiko stunting dan obesitas.
Transisi menuju pola makan sehat sebenarnya tidak harus mahal atau rumit. Kepala BGN menyarankan agar orang tua mulai memperkenalkan lauk bergizi seperti telur, ikan, atau tahu-tempe sebagai pendamping nasi. Sayuran hijau dan buah segar juga penting untuk mencukupi kebutuhan serat dan vitamin.
Menurutnya, edukasi gizi harus dimulai dari rumah dan diperkuat di sekolah. “Anak-anak meniru dari lingkungan. Kalau di rumah terbiasa makan mie dan kerupuk, mereka akan menganggap itu wajar,” tambahnya.
Ia juga mendorong keterlibatan pemerintah daerah dalam memperbaiki kebiasaan makan masyarakat melalui kampanye pangan sehat dan kantin sekolah bergizi. Dengan sinergi berbagai pihak, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan cerdas, dimulai dari piring makan mereka setiap hari.