cybermap.co.id – Belakangan ini, kasus penyakit langka talasemia mengalami peningkatan di berbagai daerah di Indonesia. Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dengan optimal, sehingga penderitanya kerap mengalami anemia kronis.
Meningkatnya jumlah penderita tak lepas dari masih minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining sejak dini. Padahal, talasemia termasuk penyakit genetik yang bisa dicegah jika diketahui lebih awal melalui tes darah, terutama sebelum menikah atau merencanakan kehamilan.
Apa saja gejala talasemia yang perlu diwaspadai?
Beberapa tanda umum talasemia antara lain kelelahan berkepanjangan, kulit pucat, sesak napas, pembesaran limpa, dan pertumbuhan anak yang terhambat. Dalam beberapa kasus, penderita juga tampak sering mengalami infeksi dan mengalami perubahan bentuk tulang wajah. Gejala ini bisa muncul sejak bayi, atau baru terasa saat remaja tergantung pada jenis talasemianya: mayor, intermedia, atau minor.
Lalu, bagaimana langkah pencegahannya?
Transisi menuju penanggulangan memerlukan kolaborasi antara edukasi dan tindakan nyata. Pemeriksaan darah pranikah dan edukasi sejak sekolah menjadi kunci utama. Dengan deteksi dini, risiko kelahiran anak dengan talasemia mayor bisa ditekan seminimal mungkin.
Talasemia memang tidak menular, namun berdampak besar pada kualitas hidup penderita dan keluarganya. Oleh karena itu, mengenali gejalanya dan menyebarluaskan informasi merupakan langkah awal yang penting dalam memutus rantai penularan genetik ini.
Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap talasemia, diharapkan masyarakat makin sadar akan pentingnya deteksi dini demi generasi yang lebih sehat.