cybermap.co.id – Gula menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, jumlah dan bentuk konsumsi gula sering kali tak disadari, terutama saat dikonsumsi dalam minuman (gula gelas) atau makanan (gula piring). Lantas, mana yang sebenarnya lebih berisiko bagi kesehatan?
Gula dalam Gelas:
Minuman manis seperti teh manis, kopi susu, soda, dan minuman kemasan sering kali mengandung gula tambahan dalam jumlah besar. Satu gelas teh manis saja bisa mengandung 2–3 sendok makan gula. Karena gula cair lebih cepat diserap tubuh, lonjakan gula darah dan insulin terjadi lebih drastis. Ini bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Gula dalam Piring:
Gula dalam makanan biasanya berasal dari kue, biskuit, roti, dan makanan olahan. Walau juga berisiko, makanan padat memberi rasa kenyang lebih lama dibandingkan minuman. Ini membuat kita cenderung tidak mengonsumsi gula sebanyak dalam bentuk cair. Namun, konsumsi berlebihan tetap bisa menyebabkan efek negatif serupa.
Mana yang Lebih Berisiko?
Secara umum, gula dalam gelas dianggap lebih berbahaya karena tidak memberikan rasa kenyang, sehingga mudah dikonsumsi berlebihan tanpa sadar. Bahkan, orang yang merasa sudah makan sehat tetap bisa kelebihan gula dari minuman manis.
Kesimpulan:
Keduanya patut diwaspadai, tetapi gula dalam minuman cenderung lebih berbahaya karena cepat diserap dan mudah dikonsumsi berlebihan. Langkah bijak adalah mengurangi minuman manis, membaca label gizi, dan mengganti dengan air putih, teh tawar, atau infus water.
Ingat: Gula berlebih, baik dari gelas maupun piring, tetap berisiko bagi kesehatan. Kendalikan asupan harian agar tubuh tetap sehat dan bugar.