Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kemudahan transportasi, pasangan asal Italia ini memilih rute berbeda: menjelajahi dunia hanya dengan bersepeda. Alih-alih naik pesawat atau kendaraan bermotor, mereka mengayuh pedal melintasi 19 negara di 4 benua, menempuh ribuan kilometer demi satu tujuan: menyatu dengan alam dan budaya lokal secara perlahan dan mendalam.
Petualangan ini bukan sekadar wisata biasa, tetapi juga bentuk gaya hidup dan pembuktian bahwa dunia bisa dijelajahi secara ramah lingkungan dan lebih personal.
1. Siapa Mereka dan Bagaimana Perjalanan Ini Dimulai?
Pasangan inspiratif ini adalah Luca dan Martina, dua traveler asal Italia yang sejak awal menikah berkomitmen menjalani hidup sederhana dan dekat dengan alam. Mereka memulai perjalanan pada awal tahun 2021, saat sebagian besar dunia masih terkungkung pandemi.
Namun, daripada menunda impian, mereka justru melihat ini sebagai kesempatan untuk memulai petualangan berbeda. Dengan dua sepeda lengkap dengan perlengkapan berkemah, mereka memulai perjalanan panjang dari Italia menuju Asia Tenggara, lalu ke Afrika, Australia, hingga Amerika Selatan.
2. 19 Negara, 4 Benua, dan Ribuan Cerita
Selama lebih dari dua tahun, pasangan ini telah melintasi berbagai negara dengan lanskap, budaya, dan tantangan yang berbeda. Beberapa negara yang mereka singgahi antara lain:
- Turki dan Iran, tempat mereka menemukan kehangatan dan keramahan luar biasa dari penduduk lokal.
- India dan Nepal, yang penuh warna, hiruk pikuk, serta keajaiban pegunungan Himalaya.
- Tanzania dan Kenya, dengan satwa liar dan medan menantang di bawah terik matahari.
- Australia, dengan jalur sepi yang membentang di tengah padang tandus.
- Argentina dan Peru, tempat mereka mendaki Andes sambil terus mengayuh.
Setiap negara memberikan pengalaman unik, yang mereka dokumentasikan lewat blog dan media sosial untuk menginspirasi orang lain.
3. Tantangan Selama Perjalanan
Tentu saja, perjalanan ini bukan tanpa hambatan. Mereka harus menghadapi:
- Cuaca ekstrem, mulai dari hujan es di Pegunungan Alpen hingga suhu 40°C di padang gurun Afrika.
- Masalah teknis, seperti ban bocor, gear rusak, dan kelelahan fisik.
- Batas imigrasi dan birokrasi, terutama saat melewati negara-negara yang ketat soal visa.
Namun, dengan semangat pantang menyerah dan saling mendukung, mereka terus melanjutkan perjalanan dan belajar banyak dari setiap tantangan yang datang.
4. Inspirasi Gaya Hidup dan Pesan Lingkungan
Lebih dari sekadar mengejar sensasi, Luca dan Martina ingin menyampaikan pesan penting: hidup sederhana, bergerak perlahan, dan menjaga bumi adalah pilihan yang mungkin dilakukan. Dengan bersepeda, mereka mengurangi jejak karbon dan membuktikan bahwa traveling tak harus selalu boros energi atau biaya.
Mereka juga kerap ikut serta dalam kegiatan lokal seperti penanaman pohon, bersih-bersih pantai, dan edukasi tentang gaya hidup ramah lingkungan di sekolah-sekolah setempat.
Kesimpulan: Petualangan yang Tak Sekadar Perjalanan
Perjalanan 19 negara di 4 benua naik sepeda yang dilakukan pasangan Italia ini adalah bukti nyata bahwa keberanian, cinta alam, dan semangat menjelajah bisa menciptakan pengalaman luar biasa. Mereka bukan hanya melihat dunia, tapi merasakannya dengan cara paling manusiawi.
Kisah ini menginspirasi kita untuk berani keluar dari zona nyaman, mengejar impian, dan peduli terhadap bumi—satu kayuhan demi satu perubahan.