cybermap.co.id – Untuk pertama kalinya sebagai presiden terpilih, Prabowo Subianto akan turun langsung ke tengah ribuan buruh yang memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di kawasan Monas, Jakarta.
Langkah ini dinilai simbolis dan penting, karena memperlihatkan komitmen Prabowo terhadap isu-isu pekerja sejak dini sebelum resmi dilantik sebagai presiden. Kehadirannya menjadi sorotan, mengingat hubungan antara pemerintah dan kelompok buruh selama ini kerap diwarnai ketegangan.
Agenda May Day kali ini bukan hanya sekadar aksi unjuk rasa. Berbagai elemen serikat buruh dari GEBRAK, KSPSI, hingga organisasi buruh independen akan berkumpul membawa aspirasi mengenai upah layak, perlindungan pekerja, dan penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan buruh.
Namun, tahun ini ada nuansa berbeda. Di tengah orasi dan tuntutan, panggung rakyat akan digelar — menghadirkan musik, puisi, dan pertunjukan budaya yang mencerminkan semangat perjuangan sekaligus harapan baru.
“Ini momentum bersejarah. Seorang presiden terpilih datang langsung menyapa buruh. Kami ingin itu jadi titik balik, bukan sekadar simbol,” ujar salah satu koordinator aksi dari KSPI.
Banyak yang berharap kehadiran Prabowo bukan sekadar seremonial, melainkan awal dari hubungan baru antara negara dan pekerja: lebih terbuka, lebih mendengar, dan lebih berpihak pada kesejahteraan rakyat