cybermap.co.id – Bima, NTB – Sebuah tragedi keracunan makanan yang melibatkan satu keluarga terjadi di Desa Sila, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Kejadian tersebut mengakibatkan satu korban jiwa dan beberapa anggota keluarga lainnya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Peristiwa ini berawal saat keluarga tersebut mengonsumsi ikan buntal yang diduga terkontaminasi racun berbahaya.
Keracunan ini terjadi pada Sabtu malam, 2 Desember 2024. Berdasarkan informasi yang dihimpun, keluarga yang terdiri dari lima orang tersebut membeli ikan buntal di pasar tradisional setempat tanpa mengetahui potensi bahaya yang terkandung dalam ikan tersebut. Ikan buntal, meskipun populer di beberapa daerah, dikenal memiliki racun tetrodotoxin yang sangat berbahaya jika tidak diolah dengan benar.
Setelah mengolah ikan buntal tersebut, keluarga tersebut mulai merasakan gejala keracunan dalam beberapa jam setelah makan malam. Gejala awal yang muncul antara lain mual, pusing, kesulitan bernapas, dan kebas di bagian wajah dan tubuh. Keadaan ini segera memburuk, dan keluarga yang panik langsung membawa anggota yang terpapar ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sayangnya, meskipun telah mendapatkan pertolongan medis, salah satu dari anggota keluarga, seorang pria berusia 45 tahun, dinyatakan meninggal dunia. Jenazah korban kemudian dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwajib untuk memastikan penyebab kematiannya. Sementara itu, empat anggota keluarga lainnya yang juga mengalami keracunan segera dirawat intensif di rumah sakit setempat.
Petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima menyatakan bahwa korban yang selamat masih dalam kondisi kritis dan membutuhkan perawatan lebih lanjut. Mereka diberikan penanganan medis untuk mengurangi dampak racun dalam tubuh. Beberapa di antaranya juga mengalami gangguan pernapasan akibat racun yang memasuki tubuh melalui pencernaan.
Pihak kepolisian dan dinas kesehatan setempat sudah melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Mereka mengumpulkan keterangan dari saksi dan keluarga korban untuk mengetahui asal usul ikan buntal yang dikonsumsi. Para petugas juga memberikan peringatan kepada masyarakat setempat agar lebih berhati-hati dalam memilih dan mengolah ikan buntal yang dapat berisiko menimbulkan keracunan jika tidak diolah dengan benar.
Ikan buntal, yang dikenal dengan nama ilmiah Tetraodontidae, memiliki kandungan racun tetrodotoxin yang sangat berbahaya. Racun ini 1.200 kali lebih berbahaya daripada sianida dan dapat menyebabkan kelumpuhan, gagal napas, hingga kematian dalam waktu singkat jika tidak segera mendapat pertolongan medis. Karena potensi bahayanya, ikan buntal memerlukan keahlian khusus dalam pengolahannya, dan hanya orang yang terlatih yang seharusnya menangani ikan tersebut.
Peristiwa keracunan ini semakin memperingatkan masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai pangan yang dapat membahayakan kesehatan. Masyarakat diharapkan tidak hanya mengandalkan informasi dari pedagang atau pasar, tetapi juga memeriksa dan memastikan keamanannya sebelum mengonsumsinya. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sebagai langkah pencegahan, pihak berwenang setempat akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bahaya ikan buntal dan makanan lainnya yang dapat berisiko menimbulkan keracunan. Diharapkan dengan meningkatnya kesadaran ini, tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh akibat keracunan makanan di wilayah tersebut.