Momentum mudik Idul Fitri 1445 H tidak hanya terasa di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Bali. Berdasarkan data terbaru dari PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, tercatat hampir setengah juta orang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk selama arus mudik lebaran tahun ini.

Angka yang fantastis ini menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat menjelang hari raya, sekaligus menegaskan peran penting Bali sebagai salah satu titik awal perjalanan mudik, terutama bagi warga yang merantau ke pulau wisata tersebut.


Lonjakan Penumpang Capai Titik Tertinggi

Menurut keterangan resmi dari ASDP, sejak H-10 hingga H-1 Lebaran, jumlah penumpang yang menyeberang dari Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi mencapai lebih dari 460.000 orang. Selain itu, lebih dari 110.000 unit kendaraan roda dua dan empat tercatat keluar dari Bali melalui jalur penyeberangan ini.

Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, beberapa hari menjelang Lebaran, lonjakan penumpang mencapai puncaknya, dengan antrean kendaraan mengular hingga beberapa kilometer di sekitar pelabuhan.


ASDP Siaga Penuh: Layanan Ekstra dan Armada Tambahan

Menghadapi lonjakan tersebut, ASDP meningkatkan layanan operasional dengan menambah jumlah kapal dan memperpanjang jam operasional pelabuhan. Armada kapal yang beroperasi pun ditingkatkan hingga lebih dari 30 kapal per hari, guna memastikan kelancaran arus mudik.

Tidak hanya itu, pembatasan kendaraan logistik sementara juga diberlakukan guna memberikan prioritas bagi kendaraan pemudik. Langkah ini terbukti efektif mengurangi kepadatan dan mempercepat proses bongkar-muat di pelabuhan.


Faktor Pendorong: Pulihnya Pariwisata dan Aktivitas Ekonomi

Tingginya jumlah pemudik dari Bali tidak lepas dari pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi pasca-pandemi. Banyak warga yang selama ini bekerja di sektor informal maupun pariwisata di Bali akhirnya memutuskan untuk mudik setelah dua tahun absen pulang kampung.

Di sisi lain, peningkatan kesejahteraan dan mobilitas masyarakat membuat minat untuk mudik kembali tinggi. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang mendukung kelancaran arus mudik, masyarakat pun merasa lebih aman dan nyaman untuk melakukan perjalanan jauh.


Kesimpulan: Fenomena Tahunan yang Perlu Manajemen Matang

Arus mudik dari Bali yang mencapai hampir setengah juta orang menjadi bukti nyata bahwa manajemen transportasi nasional harus terus ditingkatkan, khususnya di wilayah-wilayah penyeberangan strategis seperti Gilimanuk-Ketapang.

ASDP dinilai berhasil menangani lonjakan penumpang dengan cukup baik, namun evaluasi tetap dibutuhkan untuk memperbaiki sistem layanan di tahun-tahun mendatang. Yang jelas, mudik adalah tradisi yang harus didukung dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, demi kenyamanan dan keselamatan seluruh pemudik.

Similar Posts