cybermap.co.id – Libur panjang memang menyenangkan. Banyak orang menantikan cuti bersama (cutber) sebagai momen untuk rehat sejenak dari rutinitas pekerjaan yang padat. Tapi, siapa sangka, terlalu sering mengambil cuti bisa berdampak negatif pada kinerja otak.
Sebuah studi menunjukkan bahwa otak yang terlalu lama tidak digunakan untuk aktivitas berpikir atau menyelesaikan masalah bisa kehilangan “ketajamannya”. Seperti otot yang jarang dipakai, fungsi kognitif otak bisa melambat ketika seseorang terlalu lama berada dalam mode relaksasi.
Transisi dari libur panjang kembali ke dunia kerja pun menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang merasa sulit untuk fokus, motivasi menurun, bahkan muncul rasa malas yang berkepanjangan. Hal ini dikenal sebagai post-holiday syndrome — kondisi di mana tubuh dan pikiran sulit kembali ke ritme produktif setelah libur panjang.
Namun, ini bukan berarti cuti harus dihindari. Justru, liburan tetap penting untuk kesehatan mental dan fisik. Yang perlu diatur adalah frekuensi dan durasinya. Cuti yang terlalu sering tanpa alasan jelas atau perencanaan matang bisa mengganggu produktivitas jangka panjang.
Solusinya? Ambillah cuti secara bijak. Gunakan waktu istirahat untuk benar-benar menyegarkan pikiran, tetapi siapkan juga diri untuk kembali bekerja dengan semangat baru. Bangun kembali rutinitas secara bertahap, mulai dari tugas-tugas ringan hingga kembali ke beban kerja normal.
Jadi, nikmati libur dengan bijak, agar otak tetap tajam dan semangat kerja tetap terjaga.